Pramukadengan segala kegiatannya melalui berbagai cara dan media. 6. Peningkatan citra Pramuka melalui pembenahan model kegiatan dan metode belajar di kepramukaan. Dapat melafalkan dan bertindak sebagai pemimpin persembahyangan Panca Sembah. Dapat memimpin dan mengorganisir kebaktian (pagi dan sore) serta perayaan hari-hari besar Agama
- Mantra Panca Sembah atau mantra Kramaning Sembah ialah bacaan yang dibacakan ketika selesai melakukan tradisi Puja Pitara. Di mana yang harus dilakukan pertama kali sebelum melakukan tradisi Puja Pitara ialah dengan melakukan ritual permohonan titha suci untuk peserta yang hadir. Lalu bagaimana tata cara pelaksanaan Mantra Panca Sembah atau Kramaning Sembah? Berikut ini kami akan mengulas secara lebih lengkap Mantra Panca Sembah atau Kramaning Sembah lengkap dengan tata cara pelaksanaannya. Baca Juga Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Melaksanakan Mantra Kramaning Sembah atau Mantra Panca Sembah Arti Mantra Dalam Agama Hindu Dilansir dari Mutiara Hindu, secara literal “Mantra” artinya “itu yang melindungi ketika direnungkan” Mantra Samhita, 2013 6. Chawdhi 2003 97 menjelaskan mantra adalah sebuah pola gabungan kata-kata bahasa Veda yang diindentikkan dengan dewa atau dewi tertentu. Mantra adalah sejumlah huruf, kata yang dijadikan satu. Secara etimologi Mantra berari “itu yang melindungi” tra = melindungi ketika diulang-ulang atau direnungkan man= berpikir, merenungkan. Kata mantra memiliki dua arti bagian puitis dari Veda dan, nama-nama dan suku kata yang dipergunakan untuk melakukan permohonan kepada Tuhan atau para Dewa. Yang pertama bersifat Ceda dan yang kedua Tantrik Mantra Samhita, 2013 6. Baca Juga Bacaan Mantra Panca Sembah atau Kramaning Sembah, Lengkap dengan Arti & Tata Cara Melaksanakannya Apa Mantra Panca Sembah atau Mantra Kramaning Sembah itu? Mantra Panca sembah atau Mantra Kramaning Sembah ialah bacaan di mana bacaan tersebut dibacakan ketika selesai melakukan tradisi Puja Pitara. Hal yang harus harus dilakukan pertama kali sebelum memulai tradisi Puja Pitara adalah memulai ritual permohonan titha suci bagi peserta yang hadir. Berdasarkan buku Tradisi Cinandi di Banyuwangi, karya Dr. Poniman, hal pertama kali yang dilakukan untuk ritual permohonan tirtha suci ialah tirtha penglukatan, yakni pensucian diri manusia dengan cara dipercikkan air oleh pemangku yang dilakukan sebanyak tiga kali kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan.
Sebagaimanabiasanya, Sang Ansumanpun segera menghaturkan sembah ke hadapan ayahnya. Sang Ansuman : Om Swastyastu hamba ayahnda. Raja Sagara ; Sang Raja yang menerima sembah itu tahu, bahwa putranya dalam keadaan murung. Sementara semua kerabat, yang turut hadir dalam persidangan itu diam. Tidak seorangpun yang berbicara. Berikut ini Urutan Mantra Panca Sembah serta mantra Dupa dan Bunga yang umat Hindu lakukan dalam persembahyangan. Sebelum melakukan persembahyangan dengan menggunakan sara bunga atau dupa maka ada doa atau mantra yang biasa dibacakan untuk sarana bunga dan dupa tersebut. Setelah membacakan doa untuk bunga dan dupa selanjutnya melakukan Puja Tri Sandya, Puja Tri Sandya adalah matram dalam agama Hindu di daerah Bali dan wilayah Indonesia pada umumnya. Untuk pelaksanaannya mantram ini dilakukan dalam tiga waktu, yakni di pagi hari saat matahari terbit, kemudian siang hari dan sore hari kemudian dilanjutkan dengan melakukan mantra panca sembah atau kramaning sembah. Dikutip dari Tahapan persembahyangan Hindu, Berikut ini penjelasan mengenai tata cara lengkap dengan bacaan doa dalam tahapan persembahyangan umat Hindu Tahapan Persembahyangan 1. Mantram Dupa Oṁ Ang dupa dipāstraya nama swāha Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinar-Mu. 2. Mantram Bunga dan Kawangen Oṁ puspa dantā ya namah swāha Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga bunga ini cemerlang dan suci. 3. Duduk dengan tenang, dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram Oṁ prasada sthiti sarira siwa suci nirmalāya namah swāha Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu telah duduk tenang, suci, dan tiada noda. 4. Lakukan Pranayama Menarik nafar Puraka Oṁ Ang Namah Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ang pencipta, hamba hormat Menahan nafas kumbaka Oṁ Ung Namah Tim Penyusun.2017. "Gambar Sarana Persembahyangan". Paramita - Surabaya. Om Santih, Santih, Santih Om, Unaaha-Konawe, 21 Mei 2018 Om Subhamastu - Dandavat Pranam- Om Guru Dewa Bhawa Media Belajar Agama Hindu -Koleksi Pribadi - MendrajyothiTahapan Persembahyangan 1. Mantram Dupa Oṁ Ang dupa dipāstraya nama swāha Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinar-Mu. 2. Mantram Bunga dan Kawangen Oṁ puspa dantā ya namah swāha Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga bunga ini cemerlang dan suci. 3. Duduk dengan tenang, dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram Oṁ prasada sthiti sarira siwa suci nirmalāya namah swāha Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu telah duduk tenang, suci, dan tiada noda. 4. Lakukan Pranayama Menarik nafar Puraka Oṁ Ang Namah Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ang pencipta, hamba hormat Menahan nafas kumbaka Oṁ Ung Namah Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ung pemelihara, hamba hormat Mengeluarkan nafas recaka Oṁ Mang Namah Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Mang pelebur, hamba hormat 5. Penyucian tangan a. Tangan kanan Oṁ suddha mām swāha Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, bersihkanlah tangan hamba bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kanan. b. Tangan kiri Oṁ ati suddha mām swāha Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, lebih dibersihkan lagi tangan hamba bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kiri. 6. Puja Tri Sandya 1. Oṁ Oṁ Oṁ bhūr bhvaḥ svaḥ tat savitur varenyaṁ bhargo devasya dhīmahi dhiyo yo naḥ pracodayāt 2. Oṁ Nārāyaṇ evedaṁ sarvam yad bhūtaṁ yac ca bhāvyaṁ niskalaṅko nirañjano nirvikalpo nirākhyātah śuddo deva eko Nārāyanaḥ na dvitīyo asti kaścit 3. Oṁ tvaṁ śivah tvaṁ mahādevaḥ īśvaraḥ parameśvaraḥ brahmā viṣṇus ca rudraś ca puruṣaḥ parikīrtitāḥ 4. Oṁ pāpo’haṁ pāpakarmāhaṁ pāpātmā pāpasambhavaḥ trāhi mām puṇḍarīkāksa sabāhyābhyantaraḥ śuciḥ 5. Oṁ kṣamasva māṁ mahādevaḥ sarvaprāni hitaṅkara māṁ moca sarva pāpebyaḥ pālayasva sadāśiva 6. Oṁ ksāntavyah kayiko dosāh kṣantavyo vāciko mama kṣāntavyo mānaso dosāh tat pramādāt kṣamasva mām Oṁ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ,Oṁ Terjemahan 1. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhy Wasa yang menguasai bumi, langit dan sorga, semoga Sang Hyang Widhy Wasa menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kita. 2. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semua yang ada berasal dari Sang Hyang Widhy Wasa baik yang telah ada maupun yang akan ada, Sang Hyang Widhy Wasa bersifat gaib tidak ternoda terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci, Sang Hyang Widhy Wasa, tidak ada yang kedua 3. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan, Mahadewa dewata tertinggi, Iswara maha kuasa, Parameswara sebagai maharaja adiraja, Brahma pencipta alam semesta beserta isinya, Wisnu memelihara alam semesta, Rudra yang sangat menakutkan dan sebagai Purusa kesadaran agung. 4. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhy Wasa, Sang Hyang Widhy Wasa yang bermata indah bagai bungan teratai, sucikanlah jiwa dan raga hamba. 5. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah hamba Sang Hyang Widhy Wasa yang maha agung anugrahkan kesejahteraan kepada semua mahluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oṁ Sang Hyang Widhy Wasa. 6. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah dosa yang dilakukan badan hamba, ampunilah dosa yang keluar melalui kata-kata hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu. 7. Kramaning Sembah Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Sembah. Kalau tidak melakukan persembahyangan Trisandya mungkin tadi sudah di rumah dan langsung memuja dengan Kramaning Sembah, maka setelah membaca mantram untuk dupa langsung saja menyucikan bunga atau kawangen yang akan dipakai muspa. Adapun sikap tangan yang perlu kita perhatikan dalam persembahyangan dalah Kehadapan Sang Hyang Widhy Wasa, cakupkan tangan diletakan di atas dahi sehingga ujung jari ada di atas ubun-ubun. Kehadapan para Dewa Dewata, ujung jari-jari tangan diatas, diantara kening. Kepada Pitara roh leluhur, ujung jari-jari tangan berada di ujung hidung. Kepada sesama Manusia, tangan dihulu hati, dengan ujung jari tangan mengarah keatas. Kepada para Butha, tangan dihulu hati, tetapi jari tangan mengarah kebawah 1. Sembah puyung cakupan tangan kosong Oṁ Ᾱtmā tatvātmā śuddha mām swāhā Oṁ atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba 2. Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Sang Hyang Aditya menggunakan sarana bunga berwarna putih Oṁ Ᾱdityasyā paraṁ jyoti rakta tejo namostute sweta paṇkaja mādhyastha bhāskarāya namo’stute Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan. 3. Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Ista Dewata dengan sarana Bunga atau Kawangen. Istadewata adalah dewata yang di inginkan kehadirannya pada waktu seseorang memuja keagungannya. Ista Dewata adalah perwujudan Sang Hyang Widhy Wasa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat Oṁ nama dewa adhisthanāya sarwa wyāpi wai śiwāya padmāsana eka pratiṣṭhāya ardhanareśvaryai namo’ namaḥ Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, yang bersemayam pada tempat yang sangat luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja. 4. Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai pemberi anugrah menggunakan sarana bunga atau kawangen Oṁ Anugraha manoharam dewa dattā nugrahaka arcanaṁ sarwā pūjanaṁ namaḥ sarwā nugrahaka Dewa-dewi mahāśiddhi yajñānya nirmalātmaka laksṣmi śiddhiśça dīrghāyuh nirwighna sukha wṛddiśca Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata yang maha agung, pujaan semua pujaan, hormat bhakti hamba pada-Mu, pemberi semua anugrah 5. Sembah Puyung cakupan tangan kosong Oṁ Deva sukṣma paramācintyāya nama swāhā. Oṁ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ,Oṁ Oṁ Hormat kepada dewata yang yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu. Created ByIGN Wahyu Dwi Payana Editing by I Gusti Gede Ngurah Hartadian Arya l • b • s HinduDoa sehari-hari Panganjali • Menjelang tidur • Bangun pagi • Membersihkan atau mencuci muka • Menggosok gigi • Berkumur • Membersihkan kaki • Mandi • Mengenakan pakaian • Menghadapi makanan • Mulai mencicipi makanan • Selesai makan • Sebelum memulai suatu pekerjaan • Selesai bekerja/bersyukur • Memohon bimbingan Sang Hyang Widhy Wasa • Mohon inspirasi • Mohon dianugrahi kecerdasan dan kesucian • Mulai belajar • Mohon ampun dalam segala dosa • Memotong hewan • Mengunjungi orang sakit • Mendengar atau melayat orang meninggal dunia • Keselamatan pengantin • Memohon ketenangan rumah tangga • Kelahiran bayi • Memohon cinta kasih-Nya • Memohon panjang umur • Pembuka rapat/pertemuan • Penutup rapat/pertemuan • Pedagang • Kebajikan • Memohon perlindungan • Pelatikan pejabat negara • Mengheningkan cipta • Paramasanti Mantram Tri Shandya • Tahap Persembahyangan
- Mantra Kramaning Sembah atau biasa disebut dengan Mantra Panca Sembah merupakan bacaan yang diucapkan ketika selesai melakukan tradisi Puja Pitara. Dimana yang harus dilakukan pertama kali sebelum melakukan tradisi Puja Pitara ialah dengan melakukan ritual permohonan titha suci untuk peserta yang hadir. Berdasarkan buku Tradisi Cinandi di Banyuwangi, karya Dr. Poniman seperti dilansir 1/4/2022. Hal pertama kali yang dilakukan untuk ritual permohonan tirtha suci ialah tirtha penglukatan, yakni pensucian diri manusia dengan cara dipercikkan air oleh pemangku yang dilakukan sebanyak tiga kali kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan. Ketika pemangku melaksanakan ritual memohon tirtha, maka peserta melantunkan kidung-kidung pengiring pemujaan. Kidung yang pertama digunakan adalah Asmorondono bowo Dandanggulo, yang kemudian dilanjutkan dengan Kidung Kinanti. Jika tirtha telah selesai dimohonkan, berikutnya adalah melaksanakan sembah bhakti. Jika sudah, ritual kembali dilanjutkan dengan melakukan kramaning sembah sambil memercikkan tirtha wangsuhpada. Setelah mendapatkan tirtha wangsuhpada, barulah melakukan pengucapan mantra panca sembah secara bersama-sama yang dipimpin oleh Romo Mangku. Berikut ini adalah urutan Panca Sembah atau Kramaning Sembah yang harus dilakukan, lengkap dengan mantra atau doa serta artinya. Bacaan Serta Cara Pelaksanaan Panca Sembah Berikut ini Tata Cara serta Bacaan Pelaksanaan Panca Sembah yang harus kalian ikuti ketika kalian akan melaksanakan Panca Sembah tersebut 1. Sembah Tanpa Sarana atau Sembah Puyung Isi Mantra OM , ATMA TATTVATMA SUDDHAMAM SVAHA. Terjemahan Om, Atma atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba. 2. Sembah ke dua yaitu Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai Sanghyang Aditya dengan sarana bunga putih. Isi Mantra OM, ADITYA SYA PARAM JYOTI,RAKTA TEJA NAMO STUTE,SVETA PANKAJA MADHYASTABHASKARA YA NAMO STUTE. Terjemahan Om, Sinar Surya yang maha hebat, Engkau bersinar merah, hormat pada- Mu. Engkau berada di tengah- tengah teratai putih. Hormat padaMu pembuat sinar. 3. Sembah ketiga menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai Ista Dewata dengan Sara Kwangen atau bunga warna-warni. Isi Mantra OM, NAMO DEVA ADHI STHANAYA,SARVA VIAPI VAI SIVA YA,PADMASANA EKA PRASTISTAYA,ARDHANARESVARYAI NAMONAMAH. Terjemahan Om, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Ciwa yang sesungguhnyalah berada dimana-man. Kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanareswari hamba menghormat 4. Sembah ke empat Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai pemberih anugerah, dengan sarana kwangen atau bunga warna-warni. Isi Mantra OM , ANUGRAHA MANO HARA,DEVA DATTANUGRAHAKA,ARCANAM SARVA PUJANAM,NAMAH SARVA NUGRAHAKA,OM DEVA DEVI MAHA SIDDHI,YAJNANGA NIRMALATMAKA,LAKSMI SIDDHIS CA DIRGHAYUH,NIRVIGHNA SUKHA VRDDHIS CA. Terjemahan Om, Engkau yang menarik hati, pemberi anugrah, Anugrah pemberian Dewa, pujaan, hormat pada-Mu, pemberi semua kemaha sidian Dewa dan Dewi, berwujud yadnya, pribadi suci, kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan. 5. Sembah ke Lima, Sembah Tanpa Bunga atau Sembah Puyung. Isi Mantra OM, DEVA SUKSMA PARAMACINTYA YA NAMA SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM. Terjemahan OM, HORMAT DAN TERIMA KASIH PADA Mu yang tak terpikirkan yang maha tinggi dan maha Damai, Damai, Damai, Om.